aku merindukan saat-saat itu...
Sampai jumpa
kawanku smoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan,
Sampai jumpa
kawanku smoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan.
Dalam hening jiwa bertanya
Apa yang sedang
terjadi pada kisah ini
Apa yang akan terjadi pada cerita ini
Sudah lebih
dari sepuluh bulan aku merasakan sesuatu yang lain, ada sesuatu yang mengganjal
dalam ikatan “persahabatan” ini.
Ya, yang aku ingat
terakhir kami bersama saat bulan Agustus 2011 saat kami mendapat traktiran buka
puasa bareng di ulang tahunnya Hanifah. Setelah itu, jarang sekali kami saling
memberi kabar.
“Hubungan jarak
jauh”. Ya, dulu aku tidak mempercayai bahwa jarak dapat membuat ikatan nurani
menjadi meregang, namun ternyata yang aku alami adalah--benar.
Kadang jarak
bisa membuat ikatan makin dekat karena saling menghormati keperluan [entah
kepentingan] satu sama lain, namun di sisi lain justru bisa membuat ikatan ini
semakin jauh.
Kadang aku
merasa, apakah dari diriku sendiri yang membuat jarak antara mereka? Ya, apakah
karena kuliahku yang bukan di Bandung membuat kami sulit bertemu? Jawabannya,
benar. Setiap ada acara kumpul Ajeng, Hilda, Nida, Sami, Lutvia, Dina, pasti
cuman aku yang absen. Alasannya? Bukan karena jarak yang jauh, tapi karena
jadwal yang berbeda. Kadang terbesit sedikit penyesalan “kenapa cuman aku aja
yang susah kumpul?”, kadang menyesal kenapa kuliahku di Jatinangor. But it is
my destiny! Ini takdir yang aku pilih. Kenapa harus disesali? Aku peduli pada
persahabatan kita, tapi aku juga tak bisa mengabaikan ikhtiar untuk masa
depanku. Bukan sekedar pencapaian profesi ataupun status, tapi ada visi lain
yang aku bangun. Banyak mimpi yang ingin ku wujudkan di sini. Bersama
orang-orang yang mungkin lebih sepaham denganku.
Ajeng Widi Nurfadillah, mahasiswi Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2011. Awalnya entah mengapa ada
sesuatu yang aku rasa berubah darimu. Awalnya aku merasa karena “pengekangan”
seorang ikhwan yang saat ini mengisi hatimu. Namun aku mencoba membuang
anggapan itu, aktivitas kita berbeda, banyak kesibukan dan banyak amanah yang
kau emban di sana, mungkin saking sibuknya sms-pun jarang dibalas. Semoga
aktivitasmu di sana membuatmu semakin dewasa ya. Walaupun jarak rumah kita
kurang dari 100 meter, namun intens kita bertemu jarang, bahkan Ajeng ada atau
engga di rumah kadang aku gak tau. -__-
Hanifah Permana Putri, siswi taun ke-4 Akademi
Kimia Analis Bogor yang mungkin udah beres pkl di Sukabumi, aku tau memang
Hanifah gak terlalu suka hang-out. Kikikik. Gak masalah, kangen juga sama gaya
bahasa kamu siih, mudah-mudahan taun ini bisa kuliah ya,, kita bekerja sama di
bidang yang sama. Semoga langgeng juga sama Budiman, semoga dia jadi pacar
pertama dan pacar terakhir.. [so sweet :*].. amiin. Sampai saat ini masih
penasaran sama “Heiji”-nya kamu,, siapa siiiih???
Hilda Khoirunnisa, mahasiswi 2011 di
Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia,, teman sebangkuku dari kelas
satu es-em-a, sampe kita bener-bener ngelepas putih-abu [bosen gak ya sekelas dan
sebangku 3 tahun sama aku?]. Banyak hal yang kurindukan darimu. Mungkin ada
sesuatu yang berbeda pada diriku saat ini, tapi semoga bukan menjadi sebuah
“pandangan” yang memberi jarak antara kita, aku masih seperti yang dulu,, masih
suka ngebully orang-jailin orang, tapi sekarang masih belajar menempatkan semua
kejailan itu pada tempatnya. Hilda, mudah-mudahan gak sering ngegalau lagi ya.
Mengenai perasaanmu pada anak itu sebenarnya banyak kejadian yang aku lewatkan
bersamamu [sekali lagi karena jarak dan waktu], setelah mendengar kisah yang
terjadi yang membuatmu sering menangis, banyak hal yang ingin aku komentari.
Ingin sekali aku memberi sedikit saran agar Hilda bisa melupakan
bayang-bayangnya. Namun, apakah saran ini udah repost? Entahlah, aku harap Nida
yang sekosan sama kamu bisa ngasih saran-sarannya, biar Hilda lebih dewasa dan
mengerti mengenai “apa itu cinta”. Jangan sampai fitrah manusia ini ternodai
aktivitas kita. Semoga tetap istiqomah dengan jilbabnya. Jujur, aku kangen
tulisan cerpen-cerpen kamu. Kalau lagi ngegalau, daripada nangis, mending
nulis.. iya gak?? Hihi,
Rani Rosdianasari, mahasiswi
Kebidanan STIKES Dharma Husada Bandung. Lama tak jumpa. Jujur, dulu Dilla-Hilda-Ajeng sering kesel
karena banyak janji maen kita yang ke-cancel gara-gara jadwal Rani yang beda
[karena kita beda es-em-e]. Tapi sekarang aku merasakannya, Ran. Aku juga
jarang banget bisa ketemu mereka. Aku kangen ketawa kamu, kangen basecamp kita
di rumah kamu.
Aku merindukan kalian, nama kita –shelate-, nama yang
dibuat atas dasar “keterlambatan”, Ajeng yang sering telat mikir, Dilla yang
telat ngegemukkin, Hanifah yang telat masuk kelas, Hilda yang telat ninggiin,
dan Rani yang telat diet.. semua unsur negatif itu tidak serta merta membuat
kita jauh, tapi kita jadi dekat. Tapi itu dulu. Apakah sekarang masih seperti
itu??
--sms yang kadang aku kirim ke kalian sebenarnya hanya
sekedar pancingan atau basa-basi menunggu jawaban kalian, namun sulit ternyata
mendapatkan balasan itu,, maaf yaa.. aku memang gak bisa to the point,
bertele-tele dan banyak basa-basi,,
Mungkin diriku
masih ingin bersama kalian,
Mungkin jiwaku
masih haus sanjungan kalian.
Komentar
Posting Komentar