Kemajuan Peradaban Islam Di Spanyol #part 1
Bismillahirrohmaanirrohiim.
Berawal dari – kengileran – pasca baca buku “99 Cahaya Islam di Langit
Eropa”, langsung nge-tag Andalusia sebagai kota yang mau banget-nget-nget
disinggahi. Untuk saat ini mungkin terasa tidak mungkin, tapi mengapa pesimis? Bukankah
semua yang ada adalah milik Alloh? Kalau kata Alloh bisa ke sana, ya apa
susahnya bagi Alloh. Hihihi. Insya Alloh, pengen ke sana, waktunya dan diizinin
engganya ya gimana Alloh deh.. hihihi.
Ah, sebelum bisa menapaki kaki di sana, pengen dulu deh cari tau tentang
Andalusia, Cordoba, dan Granada. Langsung cari info sana-sini, dan
Alhamdulillah dapet postingan di salah satu akun kompasiana. Oke, let’s caw!
Umat Islam di Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang, banyak prestasi
yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia kepada
kemajuan yang lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan intelektual.
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam
telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan
pengaruhnya membawa Eropa, dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih
kompleks.
1. Kemajuan Intelektual
Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan
ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir. Masyarakat
Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari
komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang
Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara),
al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi
tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara
bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih
menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir,
memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus
yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
A. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian
dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang
dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap
filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama
pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886
M).
Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis
diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan
universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu
pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani
Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof
besar pada masa sesudahnya. Tokoh utama
pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn
al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragosa, ia
pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M
dalam usia yang masih muda. Seperti al-Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah
yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya adalah Tadbir
al-Mutawahhid.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy,
sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun
1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya
filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut
Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd
dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya
adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian
dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama.
Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al- Mujtahid.
B. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain
juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan
astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim
ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu
terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil
membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan
bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang
obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz
adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan
banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang
negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier
(1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M)
menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus
filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang
kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.
C. Fiqih
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki.
Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziad ibn Abdurrahman.
Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa
Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya diantaranya adalah Abu Bakr ibn
al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa’id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.
D. Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan
tokohnya al-Hasan Ibn Nafi yang dijiluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan
pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia
juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan
kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak,
sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
Komentar
Posting Komentar