Kemajuan Peradaban Islam Di Spanyol #part 2
2. Kemegahan Pembangunan Fisik
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian ummat Islam sangat
banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang
pertanian demikian juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat
Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder,
tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan
begitu, juga mendapat jatah air.
Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi.
Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat untuk
konservasi (penyimpanan air). Pengaturan hydrolik itu dibangun dengan
memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia yang dinamakan naurah
(Spanyol: Noria). Disamping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan
pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.
Industri, disamping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang
punggung ekonomi Spanyol Islam. Diantaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam,
dan industri barang-barang tembikar.
Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah
pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman,
dan taman-taman. Diantara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota
al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana al-Makmun,
masjid Seville, dan istana al-Hamra di Granada.
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih
oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah.
Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota.
Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam itu. Pohon-pohon
dan bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana
yang megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman
diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsik. Diantara
kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova. Menurut ibn al-Dala’i,
terdapat 491 masjid di sana. Disamping itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah
adanya tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian.
Di sekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan yang indah. Karena air sungai
tak dapat diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang
panjangnya 80 Km.
B. Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir ummat Islam di Spanyol. Di sana
berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil
alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol.
Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hamra
yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol
Islam. Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya. Kisah
tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan
istana al-Zahra, istana al-Gazar, menara Girilda dan lain-lain.
3. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan
Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa
yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam,
seperti Abdurrahman al-Dakhil, Abdurrahman al-Wasith dan Abdurrahman al-Nashir.
Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh
kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan
ilmiah yang terpenting diantara penguasa dinasti Umayyah di Spanyol dalam hal
ini adalah Muhammad ibn Abdurrahman (852-886) dan al-Hakam II al-Muntashir
(961-976).
Toleransi beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama
Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban
Arab Islam di Spanyol. Untuk orang-orang Kristen, sebagaimana juga orang-orang
Yahudi, disediakan hakim khusus yang menangani masalah sesuai dengan ajaran
agama mereka masing-masing.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk, terdiri dari
berbagai komunitas, baik agama maupun bangsa. Dengan ditegakkannya toleransi
beragama, komunitas-komunitas itu dapat bekerja sama dan menyumbangkan
kelebihannya masing masing.
Meskipun ada persaingan yang sengit antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah
di Spanyol, hubungan budaya dari Timur dan Barat tidak selalu berupa
peperangan. Sejak abad ke-11 M dan seterusnya, banyak sarjana mengadakan
perjalanan dari ujung barat wilayah Islam ke ujung timur, sambil membawa
buku-buku dan gagasan-gagasan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun umat Islam
terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang disebut kesatuan
budaya dunia Islam.
Perpecahan politik pada masa Muluk al- Thawa’if dan sesudahnya tidak
menyebabkan mundurnya peradaban. Masa itu, bahkan merupakan puncak kemajuan
ilmu pengetahuan, kesenian, dan kebudayaan Spanyol Islam. Setiap dinasti (raja)
di Malaga, Toledo, Sevilla, Granada, dan lain-lain berusaha menyaingi Cordova.
Kalau sebelumnya Cordova merupakan satu-satunya pusat ilmu dan peradaban Islam
di Spanyol, Muluk al Thawa’if berhasil mendirikan pusat-pusat peradaban baru
yang diantaranya justru lebih maju.
Komentar
Posting Komentar