Belajar dari anak kecil, selalu jujur atas apa yang dia rasakan.


Belajar dari anak kecil, selalu jujur atas apa yang dia rasakan.
Kyaaa!!! Pengen teriak saking senengnya. Fyuh. Udah lama gak maen ke sd,, terakhir ya bulan Oktober pas ikut Taman Ilmu Farmasi. Yooh, hari ini Dilla diajak temen buat ikut ke salah satu sd di daerah Cipanas. Perjalanan kurang lebih 60 menit dari pusat kota Cianjur [emang pusat kotanya dimana ya? Kikik.].
Setelah menempuh perjalanan, akhirnya kami sampai di SD Bina Budi. Ya, keadaan sekolah yang sebenarnya biasa aja, tapi pas lihat siswa pertama berseragam pramuka [yang aku sendiri lupa siapa namanya], aku seneng lihat semangat dari sorotan matanya. Dan tanpa ku sadari tiba-tiba aku senyum sendiri. Walaupun secara keadaan fisik sekolah ini biasa saja, tapi ada beberapa hal menarik di sini. Pas lihat jendela kelas, bersih dan menarik. Ya. Di salah satu jendelanya ada semacam hiasan yang ditempel di sana. Wah,, kreatif sekali. Terus aku juga gak lihat ad sampah di sana. Keren bangeeet.



Lalu kami bertemu dengan pelatih pramuka di sana. Setelah dipersilahkan duduk di kantor, pelatih itupun memanggil anak-anak pramuka untuk berkumpul. Dengan komando yang tegas, dalam hitungan detik anak-anak berkumpul dan berbaris dengan rapi. Ku perhatikan sesaat. Yaa, pelatih pramuka ini sangat tegas. Bukan galak, tapi tegas, tidak menanamkan mental bubur pada anak-anak.
Setelah melaksanakan sholat ashar, kang Salman kebingungan mengenai materi apa yang akan disampaikan. Ya..aku juga jadi kebawa bingung, kita mesti tau dulu tujuan ngasih materinya apa. Akhirnya kami mendapat kejelasan mengenai tujuan materi. “Character Building” ujar pelatih pramuka itu. Hm.. sepertinya kang Salman mulai dapet pencerahan apa yang mesti dilakukan. Saat hendak membuat presentasi, gak bisa kelar karena kang Salman ngebantuin pelatih buat nyiapin alat-alat kayak infokus, layar, dll. Yah.. aku bingung mesti bantuin apa. Akhirnya memutuskan di depan laptop dan merancang materi. Setelah kang Salman menyelesaikan tugasnya, akhirnya kami membahas materi. “Kita bahas tentang cara jadi anak yang sukses.” Ujarnya. Hm.. sempet bingung cari materi yang gak berat buat anak-anak sd kelas 5 dan 6. Yah, akhirnya ambil materi yang agak ringan, dan mengaitkannya dengan beberapa video yang ada. Empat poin penting yang menjadi materi “cinta pada orangtua-semangat-disiplin-peduli”. Yah, jam 16.30 akhirnya kami masuk ke kelas yang memang sudah dikondisikan oleh pelatih pramuka. Begitu masuk, atmosfir terasa berbeda. Serasa melewati dimensi, inget pas jaman eSDe. Ya,, pasti dulu aku selucu-dan senakal mereka,, atau mungkin lebih nakal..kikikik.
Awalnya aku diam saja. Aku gak bisa langsung “in” diantara mereka, aku butuh waktu adaptasi untuk mengenal keadaan mereka secara umum. Akhirnya pembukaan hingga tengah-tengah materi diisi kang Salman. Dibuka dengan video yang menayangkan kehebatan orang-orang melalui tayangan atraktif. Kulihat anak-anak senang melihat videonya. Ya,, lanjut ke presentasi sederhana yang dibuat “dadakan”. Opening awal slide adalah kalimat “Kesuksesan tidak akan datang pada mereka yang hanya berdiam”. Jujur awalnyua aku gak yakin kalau kang Salman bisa ngejabarin maksudnya [soalnya aku yang bikin slidenya], tapi ternyata kang Salman bisa meng-eksekusi dengan sangat hebat. Dengan simulasi yang ringan dan mudah dipahami, kang Salman bisa menyampaikan pesan moral dari kalimat tadi [eksekusi yang baik, kawan!]. Selanjutnya masuk materi empat poin yang dirancang. Dari semua yang terjadi, aku kagum sama mereka. Ya.. anak kecil itu selalu jujur dengan apa yang terjadi, dengan apa yang mereka rasakan. Saat ditanya “Siapa yang masih ngelawan orangtua?” mereka pada ngaku dan ngangkat tangan. Lantas bagaimana dengan kita? Ironis ya temen-temen, banyak diantara kita yang kadang gak nyadar kalo kita nyakitin orangtua.Dengan dalih “Aku bebas nentuin pilihan Mah, Aku udah dewasa Pah.” Kita se-enaknya nentang kata-kata orangtua..hadooh.remaja.
Dan satu hal yang menjadi bahan renunganku. Persahabatan anak-anak itu gak freak.Sekalinya salah paham, sejam-dua jam juga lupa, sehari-dua hari juga baikan. Lantas bagaimana dengan kita? Kita malah memendamnya dalam-dalamm, tau-tau jadi dendam. Itu yang disebut dewasa?
Sebenarnya banyak hal yang ingin diceritakan disini, tapi yaaa.. gimana ya.. terlalu indah untuk dituliskan.kikik.
Pengalaman ke SD Bina Budi sangat luar biasa. Bisa ketemu temen-temen yang jujur, bersemangat, dan bisa peduli sesama.
Aku sebenarnya kurang ingat jumlah siswa yang saat itu ada, nama-nama merekapun aku tak ingat [maaf ya,, ingatanku memang kurang baik].
Makasih buat Ramadhan atas aksi “reaching the dreams”, jadilah anak yang terus bersemangat dan menjadi anak yang berbakti. Jangan ngejekin nama orangtua temennya yaaa.
Buat Ruslan, anak cowok yang pertama kali nangis pas awal-awal diceritain tentang orang tua, semoga jadi anak yang luar biasa yang senantiasa mencintai orangtua. Jadilah anak yang bisa membanggakan dan dibanggakan orangtua.
Buat Sandra, pertahankan terus kejujuran dan kepedulianmu sama temen-temen, suatu hari nanti sandra pasi dikelilingi orang-orang hebat yang senantiasa mencintaimu juga.
Buat ade yang duduk di sebelah kanan dan kiri Sandra [maaf ya aku lupa nama kalian], aku suka sorot mata kalian, tatapan mata yang bikin adem, tatapan mata yang penuh kepedulian, tatapan yang antusias. Pertahankan terus, gali terus potensi kalian. Mudah-mudahan kalian bisa menjadi orang yang senantiasa menebarkan semangat pada orang lain.
Buat mamah-papah yang udah ngizinin aku, makasih yaa. Cinta bakti untuk kalian. Huge hug for u.
Buat pelatih Pramuka SD Bina Budi, makasih atas kesempatan dan masukan-masukannya, makasih juga udah ngenalin Dilla sama anak-anak yang luar biasa. Lanjutkan program ini pak, biar anak-anak Indonesia lebih berkarakter.
Buat kang Salman, makasih udah ngajak aku ke SD Bina Budi. Kang Salman lebih memotivasi dibanding aku, pertahankan terus pengabdiannya,, semoga bisa jadi inspirasi buat orang lain.
Dan untuk anak-anak pramuka SD Bina Budi yang aku gak bisa sebut satu persatu, sukses buat kalian..makasih udah mau dengerin cuap-cuap aku. Jadilah anak yang jujur dengan diri sendiri, jujur pada keadaan, jujur pada Allah, jujur pada perasaan.  Maaf ya bikin kalian nangis.. Jadilah anak yang sukses. Banggalah karena Allah telah meng-amanahkan kalian pada orangtua dan lingkungan yang hebat.

Saat ucapan hanya sekedar kata-kata,
Saat impian hanya sekedar mimpi,
Saat tangisan hanya sandiwara,
Saat perasaan hanya sebuah rekayasa,
Saat wujud diri dalam topeng kepalsuan,
Maka kita tak lebih dari sekedar jiwa mati yang terpenjara dalam raga bernisan “manusia”.
Mampukah raga ini membusuk karena terus menjadi makam dari jiwa yang telah mati?
Tidak.


Salam cinta buat kalian semua, orang-orang yang ada di dalam jejak kehidupanku.
Aku mencintai kalian.

Komentar

Postingan Populer