Pengalaman Learning Camp 2011


Jika anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah anda lakukan.

Thomas Jefferson



Assalamu’alaikum, mungkin celotehan ini udah agak repost, Maaf ya,, sebenernya Dilla udah posting ini di notes facebook-ku, tapi aku tulis ulang dengan beberapa revisi.

Ini pengalamanku bersama teman-teman superku di Learning Camp 2011.






Oke, di sini Dilla gak akan nyeritain panjang lebar tentang proses gimana Dilla bisa masuk program ini, tapi di sini adalah kisah—tepatnya pengalaman Dilla saat di Learning Camp Beasiswa Pemimpin Bangsa 2011.

Jadi pas tanggal 15 Mei  2011 itu Dilla dan teman-teman dari Cianjur (ada Rosi Sulis, Anisa Dwi Wahyuni, Hasan Tri Atmojo—dari sman 1 Cianjur, Meitha dari sma..apa ya, pacet apa cipanas gitu,, ada Riska dari sman 2 cianjur) dibimbing Kang Dian (FMIPA ITB ’10) dan teh Hashri (STEI ITB ’10) yang sama-sama dari cianjur juga. Nah, ceritanya kami ber-enam ini masuk program beasiswa LC 2011. Selama 14 hari kami akan ditempa untuk mempersiapkan diri dan mental di SNMPTN 2011.

Yang perempuan tiba di Wisma 78 Jalan Pahlawan, yang putranya di asrama apa gitu,*lupa-lah.

Penempatan kamar ternyata sudah diatur. Aku sekamar dengan teman yang berasal dari daerah berbeda. Ada Aulia, Vivi, Nurul, Nurwinda, Eryka, Etih, Winda, dan Meitha. Total satu kamar gede dengan satu toilet di dalam adalah 9 orang! (sekalian nyaingin SNSD yah?). Kamarnya memang luas, dan memang sangat kondusif untuk belajar.

Hari pertama di sana sungguh luar biasa. Masih di tanggal 15 Mei 2011, selepas sholat Isya, semua alat hiburan kami disita. Mulai dari handphone, gadget, novel, UNO, ah..apapun itu yang tidak berhubungan dengan SNMPTN, disita! Olala. Aku sempat kesal karena mp4 dan earphone-ku harus disita. Aku tipe anak yang “saat belajar” tidak bisa mendengarkan bunyi-bunyi bising yang tidak harmonik. Sebut saja kalau suara tv, suara orang ngobrol-apalagi ribut. Aku lebih nyaman belajar sambil mendengarkan sesuatu yang harmonik seperti suara instrument sampai suara alam seperti gemercik air (tapi kalau suara jangkrik engga ya).

Well, hari pertama belajar (16 Mei 2011) tak ada satupun materi yang masuk. Hatiku masih kesal atas keputusan sepihak panitia yang menyita alat komunikasi kami. Padahal hari ini adalah hari pengumuman kelulusan ujian nasional.  Bagaimana kami mengetahui kelulusan kami? Sebenernya modus saja, saat kami meminta handphone dikembalikan, alasannya “kalian tidak yakin dengan kemampuan kalian? Usaha kalian selama 3 tahun, kalian gak percaya?”*ya,,bener juga sih.

Akhirnya kami 100 peserta LC 2011 mengetahui kabar kelulusan kami melalui sms-sms yang sengaja dibacakan oleh pembimbing (teh Ellin FSRD ITB ’10, teh Novie FMIPA ITB ’10, dan Kang Nurdin FMIPA UPI ’08?). Alhamdulillah kami lulus 100%.

Hari ke-dua aku mulai menerima keadaan, ya,, ini adalah bagian dari perjuangan, kawan. Teman-teman sekamarku-pun awalnya pada ngeluh karena jam belajar kami diporsir-ektra dari pagi sampe malem.*malem banget.

17 Mei 2011 pukul 19.00, hari ini ada pengumuman hasil SNMPTN UNDANGAN 2011. Jujur, seoptimis mungkin aku yakin aku gak akan lulus*terang aja, peluang segede upil, pilih jurusan dewa.haha.

Di data sekolah aku pilih Farmasi UNPAD sebagai pilihan 1 dan Keperawatan UNPAD sebagai pilihan 2, namun ketika dihadapkan pada pengisian online*kebetulan aku bantu BK waktu itu, pilihanku tiba-tiba berubah. Aku jadikan Farmasi sebagai pilihan k2 dan Kedokteran sebagai pilihan 1, sungguh perjudian tanpa strategi.

Dengan keyakinan seperti itu, aku tak ambil pusing, dari awal aku memang tidak menginginkan jalur itu, makanya aku anteng aja, gak peduli dengan hasilnya.

Well, jam 20.00 saat kami sedang dalam jadwal tutorial bersama akang-teteh dari ITB, keadaan tak kondusif. Temen-temen banyak yang penasaran ingin tahu hasil undangan. Akhirnya pembimbing kami berinisiatif mengumpulkan data peserta lalu mencai hasilnya, dan diumumkan.

Sebuah hal yang luar biasa. Diantara kami ber-9, hanya Vivi yang lolos lewat undangan dan itu ke STEI ITB!*keren,, rezeki, Vi.

Vivi yang jadi sahabat seperjuangan Aulia bener-bener gak nyangka kalau itu hasil dari undangan,’Gue gak mungkin masuk, Ul!” ujarnya, tapi ini nyata Vi, dia memang ditakdirkan untuk mendapatkan jatah kursi PTN lewat jalur itu.*congrats ya Vie,, jangan ngegalau pengen pindah FRSD.haha

Selain Vivi, ada juga Roro yang masuk ke STEI, Mia di FMIPA, haduh..lupa..siapa lagi... Pokoknya banyak yang lolos, dan mereka banyaknya masuk ke ITB.

Temen-temen yang udah dapet takdir PTN-nya diusir pulang “haha”. Dan digantikan oleh teman baru tahap-2. Pas malam itu gaduh banget, banyak yang nangis, ada yang nangis bahagia-ada yang nangis gara.gara gak lolos-ada juga yang nangis pengen pulang. Huaa, komplit sekali sodara-sodara.

Malam itu handphone kami dikembalikan-hanya sampai subuh,, aku tau di sman 1 cianjur cukup banyak yang lolos undangan. Dari kombinasi 9 kelas di smansa (6ipa-3ips), hanya dari kelas kami yang tidak ada satupun yang lolos, padahal polulasi kami ada 4lusin! Saat itu aku tak berpikir untuk mengabari orangtua, aku tak mau mereka menghibur kesedihanku*aku tegar pah!hihi.cukup orangtua ku melihat aku berjuang saja untuk snmptn 2011. Yang terpikir olehku adalah wali kelasku, Bu Endah. Mungkin ada rasa sedih dalam hatinya saat dari kami tidak ada yang lolos satupun. Akhirnya aku kirim pesan pada Bu Endah, ‘

Bunda, maaf ya. B5 mungkin belum dapet izin dari Allah buat ngebanggain bunda di SNMPTN Tulis, Dilla tau bunda yakin dan percaya sama temen-temen B5, kita bakal buktiin kepercayaan itu di Tulis nanti, insya Allah.

Ya, hanya sms itu yang aku kirim, sebelum subuh-pun handphone ku kembalikan pada pembimbing karena aku tak ingin membaca balasan apapun. Ada satu hal yang aku petik dari hasil undangan ini. Dari sekian angka yang tertera di raporku, itu tidak menunjukkan kemampuanku, mungkin saja terlalu banyak nilai subjektif, atau bahkan banyak kawanku yang tersakiti-menyangka aku sikut kanan sikut kiri demi memperoleh ukiran angka di kertas bersampul abu itu?

Setelah perpisahan dengan teman-teman yang udah dapet rezeki di undangan, kami semakin bersemangat.

“Vi, tunggu gue di ITB yo!” itu kata-kata Aul.Sejak hari itu, perjuangan kamar 12(kamar kami) yang kini penghuninya 8 orang (karena vivi sudah dideportasi) semakin menggebu.

Jadwal semakin padat, bayangkan saja. Jam 4 subuh bangun-sholat berjamaah-sharing moment-olahraga-mandi-sarapan. Jam 8 belajar sampe jam 6 magrib. Setelah sholat magrib berjamaah dan sharing moment-dilanjutkan sholat isya berjamaah-makan malam. Jam 8 malam kami ada tutorial sampai jam 10. Setelah itu dikasih tugas soal se-abreg yang harus dikumpulin pas subuh. Bisa dibayangkan kehidupan kami layaknya anak di film Dragon Zakura ataupun God of Study, omg!

Target 8 bidadari ini berbeda Aulia pengen ke FMIPA ITB, Winda ke Biologi UPI, Etih ke Pendidikan Biologi UNJ, Meitha ke Pendidikan Matematika UPI, Eryka ke FTTM ITB, Nurul ke SBM ITB, dan Nurwinda ke Farmasi UI, sedangkan aku? Ya, Farmasi Unpad.

Bukan perjuangan yang mudah untuk mencapai grade 48 bagiku, setelah harus memasang strategimemperbaiki di fisika yang pernah minus, biologi yang nyaris minus juga. Selama tutorial, aku pilih tutor Fisika, karena aku merasa paling lemah di sana, selain itu kebetulan kakak mentoring Fisikanya pada baik dan ganteng*lumayan lah ya,, malem-malem cuci mata-daripada suntuk—eeh,, istigfar Dilla.

Aku dan Aulia setipe, kami keok di Fisika, pernah nih dapet tugas Fisika yang mesti dikumpulin subuh tapi ini kelopak mata yang atas sama yang bawah mau silaturahmi mulu*ngantuk maksudnya. Akhirnya, jam 23.00 WIB aku sama Aulia menyiram kepala kami agar tidak mengantuk,*konyol banget lah, tapi hasilnya,, segar teman-teman!haha

Hari-hari dilalui dengan belajar-sharing pengalaman-sharing semangat. Huaa,, di sini aku dikelilingi orang-orang dengan semangat tingkat dewa!

Paling berkesan itu kalau belajar matematika, ada Kang Fauzan (STEI ITB ’09), terus dosen biologi, guru kimia-fisika yang ternyata kembar! Ada dosen fisika yang bisa nulis kanan-kiri coba.. orang-orang keren mereka. Aku lupa nama beliau satu persatu, tapi aku masih ingat wajah dan kisah mereka bersama kami, sungguh manisJ

Well, hari perjuangan tiba. Aku dan Meitha memilih Cianjur sebagai tempat ujianku, sedangkan teman-teman kamar 12 yang lainnya pilih lokasi di Bandung.

Aku tak akan menceritakan kisahku selama 2 hari ujian, karena itu udah out of the topic, aku bikin closing statement aja ya..

Di antara kami ber 9, Vivi emang udah duluan dapet kursi, yang 8 lainnya ya..gitu lah.

Buat Eryka, yang sering kita panggil Mbak Titin.. biarpun taun 2011 Allah belum kasih jatah, insya Allah tahun ini dapet. Tetep semangat ya Mbak.... Wish u all the best.

Buat Winda, kawanku yang tidur disamping aku, yang Biologinya cihuy banget, biarpun gak dapet di Biologi UPI, Winda dapet di Keperawatan Depkes Bandung kan?? Itu prestasi oke banget loh,, jadi perawat yang dedikatif ya.. ntar kita kerja bareng..haha,amiin.

Buat Nurul yang dapet beasiswa di Universitas Al-Azhar, congrats ya... biarpun gak dapet SBM ITB, tapi di sana Nurul bakal jadi bunga melati kok..:)

Buat Nurwinda, yang asalnya pengen farmasi, sukses ya di Universitas Al-Azharnya, biarpun gaka dapet farmasi, tapi bidang kita masih sains,,haha.. sukses ya,, pengen denger cerita kamu sama cowo yang “mukanya penipu” itu loh,,haha

Buat Etih, sesama penggemar Korean.hihi. sukses ya di UNJ-nya, jadilah guru yang bisa mendidik, bukan sekedar mengajar. Ntar kalau merit, undang Minho ke Bogor ya,,,haha

Buat Meitha, biarpun gak dapet Matematika, tapi  dapet Bahasa Inggris UPI kan? Ya,, itu bidang kamu saiii,, bahasamu oke banget lah. Mei, jangan sedih lagi ya,,, kau adalah Geum Jan Di versi Cipanas.,hahaha

Buat Aulia, wahai kau gadis preman yang sekarang jadi jilbaber.. aku iri padamu... kenapa kamu jadi lebih feminim???? Haha. Congrats ya, sukses kuliah di FMIPA ITB-nya, ntar kalau aku maen lagi ke kosan, jangan protes,,ahahaha.

Sukses buat anak-anak kamar 12 Wisma 78 Jalam Pahlawan Bandung, mudah-mudahan suatu hari nanti kamar itu jadi museum seperti kosannya Pak Habiebie dan 2 kawannya saat menimba ilmu di Jerman.

Keep spirit....


Komentar

Postingan Populer