sholatku..


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم .
Assalamu’alaikum..
Huaa,, senang sekali akhirnya kelar juga notes ini..fyuh [sambil menyeka keringat].
Ya, ini adalah catatan pas ikut mentoring gabungan agama Islam (28 April 2012). Ini adalah beberapa penjabaran dari garis besar yang disajikan pemateri.
Temanya tentang Sholat, sebelumnya mari kita renungi makna lirik di bawah ini:
Akan datang hari mulut dikunci, kata tak ada lagi.
Akan tiba masa, tak ada suara dari mulut kita.
Berkata tangan kita tentang apa yang dilakukannya.
Berkata kaki kita kemana saja ia melangkahnya.
Tidak tahu kita bila akhirnya tanggung jawab kita?
—Chrisye#Ketika kaki dan tangan berkata—


“Dan barangsiapa yang akhirat menjadi keinginannya, niscaya Allah ta’aala kumpulkan baginya urusannya dan dijadikan kekayaan di dalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia bagaimanapun keadaannya.” (HR Ibnu Majah 4095)
Ada 3 perkara untuk mencari kehidupan hati:
1.      Membaca Al-Quran
2.      Menunaikan Sholat
3.      Mengingat Kematian

Sholat merupakan bentuk formal dzikrullah atau mengingat Allah ta’aala. Bagi seorang muslim betapapun banyaknya lisannya berzikir dalam pengertian ber-wirid setiap harinya, namun bila ia tidak menegakkan sholat berarti ia meninggalkan secara sengaja kewajiban mengingat Allah ta’aala secara resmi sebagaimana diperintahkan Allah ta’aala dan sesuai contoh Nabi shollallahu ’alaih wa sallam . Sholat adalah bukti kepatuhan dan loyalitas hamba kepada Rabbnya. Sholat lima waktu merupakan indikator seorang hamba masih connect dengan Pencipta, Pemilik, Pemelihara alam semesta. Bila seorang manusia tidak sholat lima waktu secara disiplin setiap hari berarti ia merupakan hamba yang disconnected (terputus) dari rahmat Allah ta’aala. Itulah sebabnya di dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa seseorang bakal celaka walaupun ia sholat. Sebab ia lalai menjalankan sholatnya sehingga tidak selalu disiplin lima waktu setiap harinya.
Menurut Imam Al-Ghazali, salah satu agar solat kita lebih berkualitas adalah dengan memahami apa yang kita baca dalam setiap gerakkan sholat. Bener ya temen-temen, manfaatnya adalah agar doa kita tidak sekedar doa. Eh, ini bukan berarti bahwa dalam setiap gerakkan sholat kita diwajibkan membaca kembali terjemahannya ya temen-temen. Cukup dipahami dan dihayati dalam hati. Oke?
Memahami bacaan shalat serta merenunginya merupakan salah satu jalan untuk meraih kekhusyu'an. Bahkan menjadi salah satu jalan utamanya. Rasanya orang yang jahil terhadap makna-makna yang dibacanya dari Al-Qur'an dan dzikir-dzikir dalam shalat sangat sulit sekali untuk mendapatkan kekhusyu'an. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Muhammad Shalih al-Munajid dalam 33 Sababab Lil Khusyu' Fish Shalah, pada urutan ke empat (Tamam, 2012).
Pertanyaan yang menggetarkan hati adalah:
“APA YANG AKAN KAMU PERTANGGUNG JAWABKAN JIKA ALLAH MENANYAKAN SHOLATMU?”
Huaa,, beneran bikin nangis bombay. Astagfirullah, kadang kita tidak menyadarinya temen-temen, kita terlalu silau dengan indahnya dunia sehingga kadang kita melupakan kebutuhan kita, yaitu sholat.
Temen-temen pasti sering denger kata-kata mutiara yang menyebutkan ada tiga hal yang tak mungkin kembali yaitu waktu, kata-kata, dan kesempatan. Kalau aku boleh me-ralat, aku tambahkan sholat di urutan pertama yang tidak bisa datang kembali. Ya, sholat isya hanya akan ada sekali dalam satu hari itu, dan hari itu tak akan pernah terulang sampai kapankun.
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ.
الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” (Q.S Al-Ma’un ; 4-5)
Naudzubillah. Pernah terpikirkah dalam benak temen-temen bagaimana nanti kita mempertanggungjawabkan satu kali sholat kita yang kita lalaikan? Jangankan sengaja meninggalkan sholat, melalaikannya saja sudah menjadi bahaya.
Seluruh nash (baik ayat ataupun hadits) menyatakan dengan jelas bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah kafir. Nabi bersabda: “Sesungguhnya penghalang antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat”. (HR. Muslim).

Urgensi sholat:
1.      Menghindari fahsya dan mugkar
تَنْهَىعَنِالْفَحْشَآءِوَالْمُنكَرِإِنَّالصَّلاَةَ
“...sungguh, sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar..”(Q.S Al-Ankabut ; 45).
2.      Sarana mengingat Allah
إِنَّني‏ أَنَا اللهُ لا إِلهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدْني‏ وَ أَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْري َ
“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.” (Q.S Thaha ; 14)
3.      Menjaga hawa nafsu
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضاعُوا الصَّلاةَ وَ اتَّبَعُوا الشَّهَواتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan,”(Q.S Maryam ; 59)
4.      Sarana menggapai kebahagiaan
Tahukah kawan? Rosululloh SAW. menjadikan sholat sebagai letak kebahagiaannya. Ini ada hadistnya, namun karena keterbatasanku, aku gak sempet nulis redaksional hadistnya, silahkan dicari yaaa.
5.      Menghindari kegelisahan hidup
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,”(Q.S Al-Ma’arij ; 19-23)
6.      Melahirkan kedisiplinan diri
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (Q.S An-Nisa ; 103).
Orang yang disiplin terhadap sholatnya, tentu akan memberikan cerminan disiplin dalam kehidupannya. Mulai dari komitmen terhadap waktu, komitmen terhadap tugas (karena beribadah adalah kewajiban kita, lihat Q.S Ad-Dzariyat ; 56). Kata pematerinya, lihat saja indikasinya melalui sholat subuh dan isya. Dilihat dari keadaannya, waktu itu adalah waktu yang sesungguhnya sulit diberi toleransi atas keterlambatannya.
7.      Menjadi manusia terhormat
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.”(Q.S Al-Isra ; 78-79)
8.      Menghilangkan dosa
“Tidak seorangpun yang bilamana tiba waktu sholat fardhu lalu ia membaguskan wudhunya, khusyu’nya, rukuknya, melainkan sholatnya menjadi penebus dosa-dosanya yang telah lampau, selagi ia tidak mengerjakan dosa yang besar. Dan yang demikian itu berlaku untuk seterusnya.” (HR Muslim 2/13)
9.      Mendekatkan diri dengan Allah
Ini ada hadistnya loh, hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Silahkan mencari..:)
10.  Mendapat derajat mulia di sisi Allah.
Huaa,, ini juga ada hadisnya, diriwayatkan oleh Imam Muslim, tapi aku gak sempet cari..maaf yaaa.
Di tengah kesibukan, banyak diantara kita yang lalai,, intinya dalam beribadah adalah senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitas, temen-temen.
Ada 2 syarat diterima amal ibadah, yaitu:
1.      Niat yang lurus dan Ikhlas
2.      Sesuai dengan syariat.
Oke, di sini Dilla gak akan bahas mengenai syariat beribadah, mangga temen-temen cari sendiri, cari tahu seberapa benar sholat temen-temen selama ini, kalau temen-temen menemukan kekeliruan beribadah selama ini, yok mulai saat ini kita perbaiki. Masalah syariat kadang terlalu banyak penafsiran, intinya kita harus senantiasa berusaha memncari dan memperbaiki ibadah kita, agar ibadah tidak sekedar ritual fisik, tapi juga ritual hati..

Mana bukti cintamu pada Allah?
Ada sepenggal kisah yang sangat luar biasa. Kisah yang terjadi saat Perang Uhud, kisah kecintaan seorang hamba Allah bernama Hanzhalah bin Amir. Yuk kita baca..
Malam telah menyelimuti kota Madinah Al Munawwarah, bintang -bintang yang bertaburan membawa kedamaian dan ketenangan serta mimpi indah, yang jelas malam itu sebenarnya malam biasa, tapi tidak sama sekali bagi Hanzhalah bin Abi Amir Radiallahuanhu . Hari itu hari dimana mimpinya terwujud, hari yang lama datangnya hari yang lama ditunggunya hari itu Hanzhalah naik ke pelaminan.

Hanzhalah menikah pada suatu malam yang besok paginya terjadi perang di Uhud. Hanzhalah minta izin kepada Nabi Shalallahu alaihi wa salam untuk bermalam bersama isterinya. Sementara dia sendiri tidak tahu dengan pasti apakah malam itu malam pertemuan atau justru malam perpisahan. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam memberinya ijin untuk menginap malam itu bersama pasangan kemantennya.
Manis macam apakah yang ada pada malam itu ? Rahasia apa yang dipendam hari itu dari Hanzhalah? Bersamaan dengan menyembulnya fajar pertama terdengar gemuruh perang, terdengar seorang menyeru dan mengumumkan jihad.
Beberapa saat dia timbang-timbang antara kenikmatan dunia dan kenikmatan Akhirat Akhirnya dia memilih akhirat demi kenikmatannya. Untuk kemudian menyongsong panggilan jihad dan meninggalkan dunia dengan segala isinya.

Waktu itu Hanzhalah Radiallahuanhu masih Junub, belum sempat mandi besar, melesat memenuhi seruan kebenaran, serta melayang tidak menginjak bumi, Sepasang penganten malam itu melesat dengan membawa senjatanya untuk bergabung dengan Nabi Shalallahu alaihi was salam yang sedang menyiapkan barisan Muslimin, meyiapkan hati untuk melakukan transaksi dijalan Allah Hanzhalah masuk pasar surga .

Perang sangat dahsyat berkemilau dengan serunya pada awalnya kemenagan diraih tapi tatkala pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka, keadaan berbalik menjadi kacau dan orang-orang musyrik maju.

Akan tetapi beberapa tentara tetap teguh bertahan bersama Rasulullah Shalallahu alihi wa salam, termasuk di dalamnya Hanzhalah Dia terus menunjukkan dan membuktikan kecintaannya terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala. Dia maju menghadap Abu Sofyan bin Harb Dengan cepat dia menebas kaki kuda Abu Sofyan dari belakang sehingga Abu Sofyan terjatuh dia menjatuhkannya dari atas kudanya seakan-akan dia menjatuhkan kebathilan yang telah mencuri kebenaran dan kebathilan yang mengacau akidahnya Pada saat itu datanglah Syaddad bin Al Aswad membantu Abu Sofyan melawan Hanzhalah Radiallahuanhu, untuk kemudian salah satu dari dua orang itu bisa membunuh hati yang bersih dengan lemparan lembing yang tembus Abu Sofyan berteriak " Hanzhalah dengan Hanzhalah yang maksudnya dia telah membalaskan dendam anaknya yang terbunuh dalam perang Badar Hanzhalah Radiallahuanhu meninggalkan kita, tetapi bau wangi misik darinya tetap semerbak menyirami jiwa-jiwa generasi sesudahnya agar jiwa yang sedang tertidur menjadi bangkit dengan harapan suatu ketika akan menunggangi kuda-kuda Syahid.

Tanah menjadi suci dengan kemanten kita tadi lalu perang usai mereka yang telah melakukan transaksi telah menjajakan semua barangnya mereka membawa hati mereka dalam genggaman Untuk diterima atau ditolak oleh Allah Subhanahu wa ta'ala sesuai dengan kehendak-Nya.

Mereka yakin bahwa kesungguhan / kejujuran pada waktu itu adalah kekayaan yang paling berharga. Dan siapa yang sungguh- sungguh jujur dengan Allah tidak akan sia-sia.

Para Sahabat Radiallahuanhu yang masih tersisa mulai mencari saudara-saudara mereka yang masih menanti janji dari langit memilah-milah siapa yang lebih dahulu ke langit. Tangan mereka yang berusaha menyentuh jasad Hanzhalah Radiallahuanhu yang berlumur darah mereka kagum adanya rintik rintik air mengalir dari dahinya seperti butiran-butiran mutiara dan berjatuhan dari sela-sela rambutnya. Ini tentu menjadi misteri Apa maksudnya sampai kemudian para sahabat mendengar suara Nabi Shalallahu alaihi wa salam bersabda : "Sungguh Aku melihat Malaikat memandikan Hanzhalah bin Amir ra antara langit dan bumi dengan air awan dalam bejana terbaut dari perak.

Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman dengan mendapatkan harga surga Selamat wahai anda Hanzhalah anda telah mendapat surga orang-orang Aus, Suku Hanzhalah sangat bangga dengannya karena dari suku mereka ada yang dimandikan Malaikat
Sesungguhnya Hanzhalah akan tetap menjadi kebanggaan dan terpatri dalam dada kaum muslimin bukan hanya untuk Aus saja! Semoga Allah ridha terhadap Hanzhalah bin Abi Amir Radiallahuanhu. www.suaramedia.com
Subhanallah..:) mampukah kita mencintai Allah seperti itu?
Oke, closing aja ya temen-temen..
Di hati ini terdapat sobekan, sobekan yang hanya dapat ter-rajut saat kita bermuhasabah di hadapan Allah.
Di hati ini ada keterasingan, keterasingan yang hanya akan tercairkan saat kita menitikan air mata memohon ampunan pada Allah dalam setiap kata doa kita.
Di hati ini ada kegersangan, kegersangan yang hanya akan terbasahkan saat kita bermunajat pada Allah.
Di hati ini ada kekhawatiran, kekhawatiran yang hanya akan terjawab manakala kita meminta jawaban pada Allah dalam setiap sujud kita.
Di hati ini ada luka, dan luka ini hanya bisa terobati jika kita senantiasa ikhlas menjalani hidup, senantiasa berdoa pada Allah.

Komentar

Postingan Populer