tentukan pilihanmu, serahkan hasilnya pada Allah.:)

Huaa, entah kenapa ini pengan nulis lagi....
Oke,, temen-temen, ini sekedar pemaparan singkat aja ya, sebagai mantan anak SMA, aku merasakan kegalauan luar biasa menjelang kuliah, banyak ketakutan dan ketidak-siapan dalam diri untuk memilih pilihan, terlalu banyak pertimbangan.
Setelah hampir 8 bulan aku melepas seragam putih-abu, aku mendapat sedikit pencerahan mengenai pandangan temen-temen SMA.
Banyak diantara kita yang menjadikan “kuliah di PTN adalah sesuatu”, mungkin iya, tapi balik lagi ke motif temen-temen. Jangan sampai temen-temen milih pilihan hanya karena “beken” nama universitasnya, katakanlah gini “Pokoknya, jurusan apapun,, yang penting almamater kuning,” Well, kuliah di sana memang bergengsi, tanpa mengetahui jurusanpun temen-temen bakal dicap “makhluk jenius” kalau bisa kuliah di sana. Tapi masalahnya bukan itu temen-temen. Kuliah gak sekedar numpang keren dan beken. Kalau ternyata temen-temen dapet univ beken tapi jurusannya “gak gue banget” gimana? Nah loh, tau-tau kuliahnya gak bener. Kalau emang gak minat, jangan dipaksakan kawan. Perjelas visi dan misi temen-temen. Kalau kuliah di perguruan tinggi ajib tapi temen-temennya gak minat? Masih mau dapetin materi kuliah yang gak bidang gue banget?



Well, selepas SMA kita punya banyak pilihan. Temen-temen bisa mandiri misalnya mau kerja atau berbisnis, temen-temen mau nikah, atau temen-temen mau lanjut kuliah. Ini semua opsi yang baik, gak ada yang buruk, tapi balik lagi ke temen-temen perjelas visi dan misi.
Kuliah di PTN, aku rasa biasa saja, materi yang kita dapet ya gak jauh beda sama temen-temen yang di swasta. Kalau temen-temen udah jelas visi dan misinya gimana, baru putusin mau kuliah atau engga. Jangan sampai kuliah karena keterpaksaan lingkungan. dalam milih PTN dan jurusan perlu digaris bawahi “PILIH MINATMU”. Tapi perli di-stabilo-in juga, minat ini bukan sekedar keinginan emosional pikiran tapi minat berdasarkan visi-misi yang temen-temen torehkan. Misalnya temen-temen pinya visi sebagai “DOKTER MATA YANG MENGABDI PADA MASYARAKAT “, temen-temen punya misi melanjutkan kuliah hingga program keahlian-kuliah sambil melakukan pengabdian melalui berbagai aktivitas mahasiswa-mencari chanel yang bisa mendongkrak visi temen-temen. Nah, kalau mau jadi dokter tentu aja mesti pilih tempat kuliah yang ada bidang studi kedokterannya, nah temen-temen pertimbangkan dari berbagai referensi perguruan tinggi itu-cari perguruan tinggi yang paling berkualitas [gak sekedar nama PTN aja].
Saat terjun di masyarakat temen-temen gak akan di tanya “ Bu Dokter alumni kedokteran mana?” gak akan! Aku jamin. Yang dilihat masyarakat adalah kemampuan kita, asli-kemampuan kita. Lantas, apa yang membedakan lulusan PTN dan PTS? Apa ya,, kalau aku tidak bisa mem-fragmen-nya dalam background negeri atau swasta. Yang terpenting adalah dari kitanya sendiri.
Aku ingat kata Pak Cece, guru Bahasa Jermanku di SMAN 1 Cianjur. Yang terpenting bukan background kita, tapi diri kita. Sesuatu akan menjadi baik ketika tiga aspek ini berkualitas. Tiga aspek itu adalah INPUT-PROCESSING-OUTPUT. Walaupun penafsirannya agak berbeda, tapi ya aku coba memaparkan lewat sudut pandangku.
Oke, sekarang Aku ambil asosiasi,,hmmm. Misalnya desain.
Katakanlah temen-temen punya kemampuan mendesain yang oke banget. Temen-temen punya kemampuan seni dalam desain seperti aspek visualisasi, aspek pencahayaan, imajinasi, dan skill sofwarenya. Katakanlah skill temen-temen adalah INPUT.
Temen-temen mau nge-desain pasti aplikasi yang lagi in itu pakenya COREL DRAW, nah kalau temen-temen pakenya PAINT? Berabe juga kan? Skill yang temen-temen punya pasti gak akan bisa digunakan maksimal ketika sang processor itu tidak bagus. Dalam kehidupan kuliah, katakanlah processor ini adalah cara kita mempelajari pelajaran –baik itu pelejaran akademik maupun pelajaran kehidupan,, serta processor berupa peranan dosen dalam membentuk kemampuan temen-temen. Kalau processor ini oke, dan skill (input) juga oke, kita cek perangkat ketiga.
OUTPUT. Katakanlah desain temen-temen dewa banget, tinggal dicetak nih. Masalahnya adalah jika printernya itu gak bagus, entah masalah tinta-entah apapun itu. Desain sebagus apapun tapi tidak dicetak dengan baik? Ya,, gak kelihatan bagus juga kan? Nah, di kehidupan ini printer tersebut adalah bagaimana kita mengaplikasikan wawasan dan pengetahuan yang kita dapatkan-untuk diterapkan dan dikembangkan di masyarakat. Setinggi apapun IPK temen-temen, tapi kalau gak bisa dimanfaatkan di masyarakat? Temen-temen pasti tau jawabannya.


Well, ada sedikit cerita yang ingin aku bagi dengan temen-temen. Dalam keadaan terpuruk, saat temen-temen belum dapat meraih apa yang temen-temen mau, pasti semangat itu turun [asalkan semangatnya tidak hilang ya].
Aku bercerita tentang kawanku, dia seorang akhwat dari Purwakarta. Namanya Vikri Januarisman.
Dia angkatan 2010. Tapi di tahun awal kelulusan SMA-nya dia belum mendapat atas apa obsesi dia. Ya, dia memang pintar dan prestasi akademiknya bagus banget. Dia mengikuti USM ITB 2010, teman-temannya yang secara akademin ada di bawah dia malah masuk. Sedangkan dia yang memimpikan FISIKA ITB, tidak mendapatkannya. Dalam kekecewaan dia mendaftar ke salah satu perguruan tinggi swasta. Dia mendapat di jurusan yang berbau biologi. Namun dia memutuskan untuk tidak berkuliah di tahun itu dan memilih untuk berjuang di 2011. Selama setahun dia aktif menjadi guru privat, tak lupa dia mencicil kesiapannya menjelang SNMPTN 2011.
Yah, SNMPTN 2011 di depan mata. Dia masih dengan impiannya di FISIKA ITB, dia memilih FMIPA ITB sebagai pilihan pertama dan FISIKA Unpad di pilihan ke dua.
Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya. Tahun 2011 ini Kak Vikri tidak mendapatkan hasil baik di SNMPTN-di UNPAD sekalipun. Aku sendiri sulit mempercayai mengingat kehebatan-keuletan-kesabaran dia dalam penantian penuh ikhtiarnya selama satu tahun ini.
Lama tak ada kabar, aku hanya tahu bahwa dia akhirnya mendapatkan kursi di Universitas Al-Azhar di jurusan Teknik Elektro, yo.. ini bidang mu kak.
Akhir Desember 2011 aku sempat chattingdan dengan kak Vikri, dia ingin bertemu dan merayakan tahun baru bersama teman-teman Learning Camp. Namun sayang, kebanyakan dari kami menyetujui merayakannya di awal tahun nanti. Dengan rasa sedih kak Vikri memohin maaf kalau nanti dia gak janji dateng. Alasannya? Subhanallah teman-teman, kak Vikri ternyata dapet beasiswa penuh PETRONAS Malaysia! Huaaa,, keren banget.
Kak Vikri yang sabar dalam penantiannya, yang berikhtiar dalam harapannya, yang tawakal atas takdir-Nya, yang tetap tabah menanti jawaban atas rencana Allah, sukses ya di sana, jadilah pelajar Indonesia yang mampu menorehkan tinta prestasi di sana. Jangan lupa balik ke Indonesia.haha.

Closing statment aja ya temen-temen, dimanapun temen-temen berada, dimanapun temen-temen kuliah, dimanapun temen-temen bermasyarakat- TERUSLAH BERKARYA. Selama temen-temen mau, semua akan mudah.
BURUNG-BURUNG SAJA TETAP BERKICAU MESKIPUN POHON-POHON TELAH BERUBAH MENJADI BETON-BETON BESAR.
Tak peduli apapun tempatnya, tetaplah menebar prestasi dan kebaikan.
Salam perubahan,
Selamat malam.

Komentar

Postingan Populer