Salah Memahami Makna Kata #bagian satu: Keterbukaan


Salah Memahami Makna Kata #bagian satu: Keterbukaan



Entah mengapa sepertinya aku masih dilingkupi bayang-bayang sahabat yang sudah lama tak kuhubungi lagi.Terakhir aku mendapat pesan mengejutkan, setelah lama tak inboxku tak diisi olehnya, akhirnya dia mengirim pesan.
Dill, semalem aku mimpi serem banget. Kata temen kamu, kamu meninggal. Tapi sebelum meninggal kamu nitipin kado buat aku. Kamu gak kenapa-napa kan dill?
Ya Allah, entah pikiran hamba yang tengah kotor, entah hamba yang memang masih belum ikhlas memaafkannya, entah mengapa. Saat itu aku mati gaya menentukan haruskah senang atau tidak mendapat perhatian itu.

Shelly Jannia Roshi, hamba Allah yang dilahirkan 09 Januari 1993 aku merindukanmu. Aku merindukan masa kita seperti yang dulu. Sesuatu memang berubah diantara kita. Entah mungkin aku yang berubah atau memang kita dikendalikan keadaan yang merubah kita.
Kalau kamu membaca postingan ini, mungkin kamu berpikir aku berlebihan, alay, gak jelas, atau apa. Tapi jujur, sejak kejadian 13 April 2012, saat pertengkaran luar biasa dan kesalah pahaman memuncak yang kita alami, aku menyesal mengapa aku bertindak bodoh.

Tak perlu dipermasalahkan siapa yang salah, kita saling introspeksi aja ya. Setelah masa-masa itu sering dalam malamku teringat masa SMP kita. Senang ya rasanya jadi makhluk yang masih polos dan emosinya masih kanak-kanak. Ya, emosi yang walaupun cepat marah, tapi cepat memaafkan juga.
Shelly, aku mungkin berlebihan karena menulis postingan curhatan ini di blog yang jelas-jelas akan dibaca orang lain, baik itu orang yang kenal ataupun engga. Tapi entah kenapa, sejak merasa kehilangan kamu, blog ini jadi sahabatku.
Aku yang merasa mempercayaimu sebagai kantong rahasiaku, kini telah kehilangan kantong itu. Dan jelas, aku sulit untuk menemukan orang lain yang bisa ku ajak untuk berbagi. Baik itu mendengarkan-didengarkan-menasehati-dinasehati. Aku merindukan semua itu, tapi aku sulit mempercayai orang lain yang bisa menyimpan rahasia ini.
Konyol memang karena aku memutuskan mulai mempercayai pada akun umum ini. Tapi entah  mengapa, aku agak nyaman. Dulu aku sangat terbuka pada Shelly, dan nyaris tertutup pada orang lain. Namun kini aku menjadi makhluk 50:50! Apa yang aku ceritakan di sini gak bisa full, hanya sedikit haha-hihi yang aku sampaikan serta beberapa pengalamanku yang ingin kubagikan untuk diambil hikmahnya. Tapi apakah ada manusai yang peduli dengan segala masalahku? Jelas sulit, setiap orang akan dihadapkan pada masalah mereka, lalu untuk apa mereka mendengarkan masalah kita yang akan membebaninya. Ya, ini adalah jawaban makhluk apatis!
Dalam segala kelabilan dan kegamangan hati, aku menemukan treatment yang menurutku lebih tepat. Kini aku lebih intens membaca novel pengembangan diri dan meneruskan membaca buku-buku motivasi. Selain itu, aku lebih sering mencari informasi keagamaan yang sudah lama aku tinggalkan kebiasaan ini.
Shelly, lama setelah kita tak seharmonis dulu. Aku menemukan teman-teman baru di kuliah. Aku bertemu Gina Fajar Andinia yang dalam beberapa bulan terakhir aku mulai mencoba lebih terbuka padanya. Alhamdulillah Gina menjadi pendengar yang baik, namun Aku belum bisa menceritakan semua masalahku padanya.
Aku tahu, sangat egois dan kekanak-kanakan ketika kita terlalu sering ingin didengarkan orang. Aku sering mendengarkan curhatan orang, tapi bukan berati aku bisa terbuka pada mereka. Aku sadar, inilah yang pernah terjadi diantara kita. Ketika aku 100% mempercayaimu untuk mendengarkan ceritaku, tapi Shelly belum mempercayaiku. Semakin disadari, bukan salahmu, ini salahku.
Walaupun waktu berjalan konstan, tapi saat kita melambat, maka waktu akan terasa sangat cepat. Saat kita melakukan percepatan, maka waktu akan terasa cukup. Inilah yang ingin aku lakukan, melakukan aktualisasi dan akselarasi diri. Emang cuman omong doang kalau kenyataanya banyak PR yang belum dipenuhi. Sedang mencoba membenahi diri. Ternyata tidak mudah ketika kita ingin berubah ya. Banyak rintangan baik itu dari luar maupun dari dalam. Baik itu rintangan saat ini ataupun rintangan bayangan masa lalu. Tapi apapun itu, harus selalu mencobanya.
Shelly, jika suatu hari nanti kita masih diberi kesempatan untuk bertemu, jika Shelly mendapatiku dalam keadaan berbeda, aku harap kamu tak pernah minder karena memiliki teman sepertiku. Mudah-mudahan kita bertemu dalam keadaan yang telah berubah menjadi yang lebih baik. Namun jika salah satu diantara kita ternyata berubah ke arah yang negatif, aku mohon dengan sangat pertemuan yang mudah-mudahan direncanakan Allah nanti akan menjadi awal perubahan kita. Saling mengingatkan, saling memperdulikan, dan saling mempercayai. Aku tak memperdulikan masa lalumu, aku mencintaimu sebagai Shelly yang selalu apa adanya dan jujur pada perasaannya. Bagaimanapun nantinya kita nanti, satu hal yang akan selalu terucap dalam lubuk ini, “Aku tak pernah malu karena memiliki sahabat sepertimu, karena aku mencintai kekuranganmu.” Maaf, bukan aku homo atau lesbi. Tapi makna cinta tidak bisa diartikan hanya sebatas pandangan mata yang bertemu dinding, makna cinta sangat luas.
Maaf ya, walaupun curhatan ini gak jelas, gak tau kenapa pagi ini pengen nangis. Akhirnya ku lampiaskan pada laptop dan aplikasi yang dapat menjadi penampung aspirasi nurani ini.

Komentar

Postingan Populer