Mari Bercermin




Setiap manusia memiliki potensi yang dapat digunakan dan diasah untuk bertahan sekaligus meraih kesuksesan dan merasakan betapa indahnya hidup ini. Dalam perjalanannya, banyak hambatan yang dapat merusak potensi tersebut. Diantaranya pola pikir negatif yang memiliki ciri-ciri: 
1.      Menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri “Saya harus begini, harus bisa begitu.” Ketika gagal, ia merasa seluruh hidup dan masa depannya hancur. 
2.      Cara berpikir totalitas dan dualisme, “Kalau saya sampai gagal, bearti saya memang jelek!”
3.      Pesimistik yang futuristik. Satu saja kegagalan kecil, sudah merasa tidak akan berhasil meraih cita-citanya. Misalnya mendapat nilai C pada salah satu mata kuliah, langsung berpikir tidak akan lulus sarjana.
4.      Tidak kritis dan selektif terhadap self-criticism. Suka mengkritik diri sendiri dan percaya bahwa dirinya memang pantas dikritik.



5.      Labeling. Mudah menyalahkan diri sendiri dan memberikan sebutan-sebutan negatif, seperti “saya memang bodoh!”, “saya ditakdirkan untuk menjadi orang susah.”
6.      Sulit menerima pujian ataupun hal-hal positif dari orang lain. Ketika orang memuji secara tulus, langsung merasa tidak enak dan meolak mentah-mentah pujiannya. Ketika diberi kesempatan dan kepercayaan untuk menerima tugas atau peran yang penting, langsung menolak dengan alasan tidak pantas dan tidak layak menerimanya.
7.      Suka mengecilkan arti dan keberhasilan diri sendiri. Senang mengingat bahkan membesar-besarkan kesalahan yang dibuat dan menganggap remeh keberhasilan yang pernah diraih.
8.      Niat dan motivasi yang lemah.
9.      Kurangnya dispilin diri.
10.  Kurangnya ketekunan dan kesabaran.
11.  Tergantung pada bantuan orang lain, tidak mandiri, dan lemah mental dalam mempertahankan keputusan bahkan keyakinan.
12.  Over confidence.

Untuk mengatasinya perlu upaya menumbuhkan rasa percaya diri yan proporsional dengan cara-cara berikut:
1.      Bersikap objektif dalam mengenali diri sendiri. Susunlah daftar “kekayaan” pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, potensi diri yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan ataupun sarana yang mendukung kemajuan diri. Temukan aset-aset berharga yang belum dikembangkan.
2.      Hargai diri sendiri. Tidak ada orang lain yang menghargai kita selain diri kita sendiri.
3.      Jangan memusuhi diri sendiri.
4.      Berpikir positif dan rasional.
5.      Beri penghargaan dengan jujur terhadap diri. Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang dimilik. Ketidakmampuan menghargai diri sendiri mendorong munculnya keinginan yang tidak realistis dan berlebihan seperti ingin cepat kaya atau mendapat jabatan penting dengan segala cara.
6.      Perangi setiap asumsi dan persepsi negatif yang muncul dalam benak anda. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran anda.
7.      Untuk memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri. Contohnya: Saya pasti bisa! Saya adalah penentu hidup saya sendiri! Saya bangga pada diri saya!
8.      Berani mengambil resiko. Berdasarkan pemahaman diri yang objektif. Anda bisa memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi.
9.      Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan. Orang yang hidupnya paling menderita adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah dia terima dalam hidup.
10.  Menetapkan tujuan yang realistis. Ini akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan tersebut.

Hidup ini indah. Saat episode suram menghampiri, ubahlah ke dalam alur keindahan sehingga larut dalam penggalan episode tersebut.

Diambil dari Majalah Percikan edisi Juni 2003.

Komentar

Postingan Populer