Dan Tentu Saja, Pertemuan ini atas Izin ALLOH,,
Bismillahirrohmaanirrohiim,,
29 Juli 2012
Ah, hari ini waktunya kembali ke
Jatinangor, rasanya liburan kali ini Dilla jadi salah satu makhluk yang kurang
bisa menikmati kata –liburan- ini. Yah, apapun itu, liburan ini sudah dilewati.
Hari ini udah janjian mau ketemu
sama teman lama, Khalida Yusria. Ya, dia temenku di –smp. Jujur
sih kita emang gak pernah sekelas, bahkan history gimana kita bisa kenal nyaris
nguap di memori ini. Yang aku inget, pas kelas dua smp Dilla sekelas dan
lumayan deket sama Faisal, dan Faisal kenal Khalida. Titik.
Janjian jam 10.00 wib (waktu
Indonesia dimana bae). Khalida mau silaturahmi ke rumah (rumah orangtua
aku-red). Berhubung –doi- emang sibuk, jadi jadwal rada padat dan alhamdulillah
Khalida tiba jam 10.42 (di jam aku sih jam segitu). Kesan
pertama ketemu setelah sekian lama –keren banget!- . Ya, subhanalloh banget ketemu
sama Khalida yang udah beda banget. Tanpa perlu mendengarnya bicara atau
berpetuah, cukup lihat dari rona mukanya, kelihatan kalau dia jauh-jauh-jauh
lebih dewasa.
Hmm, inget apa yang dibilang
Adetya pas ketemu di kosan, “Dil, sekarang Khalida keren banget! Ah, pokoknya
mah jauh banget sama pas smp dulu.” Mestinya Dilla gak kaget, dari sms-sms
terakhir udah mengindikasikan betapa berubahnya dia. Mulai dari cara bertutur
kata, redaksional, hingga pola pikirnya. Subhanallah, makan apa dia sampe bisa
berubah se-luar biasa ini? Eh, salah Dil! Maksudnya apa
yang terjadi padanya hingga dia bisa berubah secepat dan sehebat seperti ini?
Banyak hal yang dia bagikan
denganku, dan jujur tak banyak yang bisa ku bagikan untukknya. Kisah-kisahnya
terlalu cihuy untuk dituliskan. Ya, selepas masa sma atau smk, Khalida
mengalami pengalaman-pengalaman luar bisa yang menjadi guru besar baginya,
terlebih dia bertemu dengan orang-orang luar biasa yang membangunkan semangat
spiritualnya. Bandingkan dengan aku yang hanya menjadi ulat jatinangor? Ah, gak
ada apa-apanya aku ini.
Khalida keren banget, sekarang
dia memutuskan untuk berkuliah sambil bekerja. Kuliah mandiri –tanpa nodong
uang ke orang tua. Huaaa, kenapa aku belum bisa kayak Khalida? Sejauh ini aku
masih nodong apalagi buat bayar kuliah, belum punya usaha mandiri. Ah, kenapa
Dil??? Akhirnya agak kepo gimana cara Khalida berbisnis. Ya, kuncinya adalah
relasi! Bener banget, Khalida yang supel dan tidak memanfaatkan relasi demi
kepentingan tertentu, pastinya karakter seperti ini memunculkan kepercayaan
dari orang lain. Dan jadi ketampar juga, dari obrolan yang berlangsung, Khalida
menyimpulkan “ Dilla mah jiga Adetya, terlalu sosial. Padahal bisnis yah
bisnis, ambil untung ya sewajarnya dan semanusiawinya. Yang penting jujur dan
orang dan gak rugi.”
Kapan aku bisa belajar seperti
Khalida? Salah! Bukan itu pertanyaannya Dil. Yang benar adalah : Adakah keinginan untuk belajar seperti Khalida? Ya, tak perlu menunggu waktunya
kapan, tak perlu mencari waktu yang tepat karena kita gak akan pernah nemu
waktu yang tepat!
Setelah obrolan selesai,
silaturahmi fisik dibatasi jadwal, dan Khalida pamit menuju travelling
selanjutnya. Alhamdulillah, ada kebahagiaan tersendiri. Aku senyum-senyum
sendiri, dalam kegersangan –kebersamaan-, Allah mempertemukanku kembali dengan
ukhti yang awalnya tak banyak ku kenal. Perempuan yang bisa mengajarkan nilai,
membagikan pengalamannya secara gratis. Yah, mudah-mudahan ini bukan pujian
yang meninggikan hatinya: Khalida, perubahanmu bikin aku iri, perubahanmu bikin
aku ngiler. One word for you : INSPRISING!
Terimakasih untuk pengalaman
pertama pertemuan ini setelah lebih dari satu tahun tak berjumpa. Semoga
jalinan ukhuwah ini tetap terjaga. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar