Tak Selamanya Niat Baik Ditangkap Baik yaa


13 Agustus 2012


Bismillahirrohmaanirrohiim
Sejak pulang tanggal 09 Agustus 2012, nyaris tiap siang gak ada di rumah. Agak sedih sih. Tapi ya, bingung juga.
Hari ini! Ya, setelah melakukan rapat lalala-yeyeye dan berbagai persiapan, hari ini adalah hari pertama dari rangkaian tugas KWACI UNPAD. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya “saur on the road” dihapuskan dan diganti dengan “tajil on the road”.
Jam 16.00 Imam and the geng’s kumpul di Mesjid Agung Cianjur. Setelah briefing dan mengecek berbagai persiapan, jam 17.30 pasukan disebar sesuai komando. Kebetulan Dilla dapet tim bareng teh Intan, teh Nira, dan Ikram.
Ada hal yang sangat-sangat-sangat berkesan pas kami ngebagiin tajil. Yah, tajil yang ditujukan bagi mereka yang membutuhkan (pengemis, tukan becak, anak jalanan).
“Kamu moto saya ya?” Tanya seorang pria yang masih muda. Nada suaranya agak meninggi dan napasnya sedikit kurang teratur, mungkin karena emosi. Teh Intan kaget sepertiga mati! Teh Intan lagi pegang hape teh Nira. Oke, emang teh Intan – mengabadikan – momen pembagian tajil, tapi kami tidak merasa memberikan tajil pada pria ini.

“Tadi saya lihat kamu moto bapak ini (nunjuk ke bapak yang lagi di becak), saya juga lihat kamu tadi moto saya. Saya gak terima! Buat apa kamu moto-moto? Gini-gini saya juga kuliah, di sukabumi! Jangan semena-mena sama saya! Hape saya juga BB, saya juga kuliah. Saya mau foto saya dihapus. Jangan beli kami dengan minuman itu. Sok aja bawa lagi, saya gak mau terima/” Ujarnya, hah? Under the pressure kita jadi speechless. Teh Nira inisiatif ngeliatin dan nunjukkin foto-foto yang teh Intan ambil, dan memang tidak ada foto dia, toh emang gak ngasih tajil ke pria ini. Tapi karena memang takut menyinggung, walaupun memang gak salah, kita minta maaf – jujur sambil gemeteran! – hihihi. Saking menggebu-gebunya pria ini ngedumel, sampe-sampe dilihatin dan dikerumunin orang-orang. Huaa,, maaf ya kak! Tak ada niatan untuk menyinggung apalagi menghina.
Setelah meminta maaf, akhirnya lanjut ke track selanjutnya buat ngebagiin tajil, dan Alhamdulillah beres. Akhinryna kumpul lagi di mesjid Agung untuk berbuka bareng anak-anak KWACI. Hahaha. Heboh lah kita langsung cerita kejadian tadi. Dan ternyata yang pria tadi dapet tajil dari timnya teh Asri. Hahah. Yang ngasih tajil siapa – yang moto juga siapa? – dan yang diomelin siapa – hihihi.
Hm, benar ya,, tak selamanya niat baik diterjemahkan baik.
Pelajaran berharga hari ini! Jangan iseng jadi paparazi deh! Hahaha.

Komentar

Postingan Populer