Perfect :) #sempurna~

Perfect :) #sempurna~
Kata “sempurna” rasanya sering kita jumpai. Mulai dari lagu, iklan, kata-kata khas seorang magician, bahkan sampai merek rokok #eeh, itu sampoerna ya?? Hehe..maaf.
Yuk, kita gombal-gombalan dulu sama lagu ini :
Kau begitu sempurna, di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan slalu memujamu
Di setiap langkahku, ku ‘kan slalu memikirkan dirimu
Tak bisa ku bayangkan hidupku tanpa cintamu

Masya Allah -.- . mengapa dibilang gombal? Jelaslah, lagu ini ditujukan untuk “manusia” dari seorang “manusia”. Coba perhatikan liriknya, betapa penyair ini memuja sang “idola”nya, sehebat apakah idolanya sampai harus dipuja? Sesempurna apakah sampai-sampai manusia harus memuja dan selalu memikirkannya di setiap detiknya? Na’udzubillah.
Alhamdulillah, segala puji hanya milik-Mu Yaa Allah. Laa Ilaha Illallah, tiada Dzat yang berhak disembah selain Engkau, tak ada satupun yang layak disandingkan untuk dibandingkan dengan-Mu.
Ah, layaknya syair indah ini ditujukan untuk Allah semata. Dia yang Maha Sempurna, Sembahan sebenar-benarnya sembahan, Dzat yang harusnya kita sertakan dalam setiap langkah dan hembusan nafas kita, dan Dzat yang Mengurusi segala kehidupan kita dengan cinta-Nya. Subhanallah.
Dan~ sepertinya terlalu panjang berkutat dengan lirik lagu,, hehe#baru sadar.. semoga jadi Ibrah ya teman-teman. Syair dibuat dari “kepala” –mungkin, tapi ada juga syair-syair yang muncul atas dasar nurani dan keimanan. Tak percaya? Coba cek syair-syair pujangga muslim terdahulu. Tak ada pemujaan dan gombalan pada sesama manusia, apalagi gombalan pada lawan jenis. Haah~ kalau diperhatikan, lirik lagu zaman sekarang itu cenderung cengeng, melankolis, galau, dan dilematis. Mau jadi apa pemuda negeri ini jika otaknya sudah nyaman dalam zona GALAU? #notetomyself 
Oke,, kembali pada topik sesuai judul di atas [gak perlu lihat ke atap], “sempurna”.

Apa sih sempurna itu??

Aah~ pada dasarnya sejak kecil kita sudah dibiasakan untuk menjadi “sempurna”. Yakin gak? Hmm. Coba kita kembali mengenang masa SD kita dengan seragam putih abu, ehh. Putih merah maksdunya,, kalau yang sekolahnya di madrasah ibtidaiyah ataupun sekolah swasta mungkin warna seragamnya beda ya? Hehe.
 “Yang duduknya paling rapi, boleh pulang duluan” Ujar guru saat memasuki jam akhir kelas, mempersiapkan anak-anak untuk pulang. Lalu masing-masing anak membenahi posisi duduknya serapi mungkin.
“Ya, Budi boleh pulang pertama.” Tukas sang guru mempersilahkan Budi sebagai “pemenang” untuk pulang lebih dulu dibanding teman-temannya [kenapa mestu Budi? Ya sudahlah~]
Inget kan temen-temen? Atau mungkin temen-temen pernah baris untuk diperiksa kukunya sebelum masuk kelas? Siapa yang bersih, dia yang boleh masuk. Yang kukunya panjang atau kotor? Ya rapiin dan bersihin dulu. Padahal kalau dipikir-pikir apa hubungannya kuku yang rapi dan bersih dengan kegiatan belajar mengajar di kelas? Aah~ di kampus rasanya metode ini tak berlaku ya, bahkan yang tak mandipun dengan adem ayem bisa ikut kelas, hahaha.
Oke, pada dasarnya guru menginginkan sebuah kesempurnaan, baik itu sikap maupun kepatuhan. Sepakat? Siapa yang paling sempurna sikap duduknya, dialah pemenangnya, dan dia yang mendapatkan hadiah untuk pulang – sesuai janji sang guru.
Aah~ atau mungkin temen-temen pernah mendengar kalimat ini “Yang bisa hafal surat Al-Bayyinah, boleh pulang pertama” ujar ustadz atau ustadzah. Pernah? Terus bagaimana? Yang hafal dan bacaannya dinilai sempurna, dia yang boleh mendapat janji uztadz-ustadzah untuk mendapat giliran pulang lebih awal. Pernah kan?
Oke, dari sedikit contoh yang ditulis di atas, temen-temen bisa mengambil kesimpulan bagaimana alur ini?
Yup! Sebuah janji yang ditawarkan – melakukan yang terbaik / menjadi yang sempurna – dinilai sebagai pemenang – mendapat apa yang telah dijanjikan . kurang lebih begitu alurnya. Correct me if i’m wrong, okay? 
Manusia saja masih bisa menepati janjinya untuk memberikan imbalan atau hadiah atas apa yang telah ia janjikan, dengan melihat usaha kita dalam mencapai kesempurnaan yang disyaratkkan, dengan keterbatasan manusia untuk memenuhi janjinya. Bagaimana dengan Sang Khalik yang dapat memiliki segalanya di jagad raya ini?
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan, Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, Maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun, Yaitu syurga 'Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, Sekalipun (syurga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati.” [QS. Maryam 59-61]
Subhanallah. Tak suka kah kita dengan janji ini? Tak tergiurkah kita menjadi salah satu hamba yang mendapat imbalan surga sebagai janji-Nya? Dia Maha Sempurna, Maha Memiliki, Maha Tepat Penilaian dan Perhitungan-Nya, Maha Adil, dan Yang Merajai Segalanya. Masih ragu untuk menjadi pemenang?
Yakin, tiada satupun makhuk yang tak tergiur dengan janji ini. Sepakat? 
Bagaimana caranya menjadi pemenang?
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”
Win! Yah, kita adalah pemenang. Tapi, ada hal yang sangat perlu diperhatikan,  bagaimana cara agar kita diperhitungan sebagai peserta dalam mendapatkan hadiah terbaik dari-Nya?
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar.”
   
Laa ilaha illallah,, 
Tiada Illah selain Dia yang haq untuk disembah.
Ya Allah, Kau yang Maha Melihat
Kau Yang Maha Mendegar
Kau Yang Maha Tepat Perhitungannya
Kau Yang Maha Pemaaf
Padamu hati, jiwa, dan raga ini bertaubat.
Ya Allah, Engkau Yang Maha Sempurna,
Kau ciptakan kami dengan sempurna,
Sempurnakanlah Iman kami,
Sempurnakanlah Islam kami,
Sempurnakanlah akhlak kami,
Demi memenuhi tugas-Mu,
Demi memenuhi seruan-Mu,
Demi memenuhi undangan-Mu menuju janji surga-Mu,
Asyhadu ala ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan rosulullah.
Semoga bisa dipahami, semoga bisa dihayati, semoga bisa diaplikasikan. Aamiin.
Syukran teman-teman udah mau baca,,,

Hhm,, kalau biasanya Dilla bilang “semangat berubah” “lakukan perubahan”,, ah, ganti yah,, “selamat berhijrah”,

Selamat berpindah dari yang buruk menjadi yang baik.
Selamat berubah dari yang biasa menjadi luar biasa.
Selamat merentas jalan dari makhluk menjadi insan yang senantiasa diperhitungkan Allah
– dwn –



Komentar

Postingan Populer