makasih Ibu, makasih Ika :)

Kisah adalah perjalanan yang harus diambil hikmahnya,, bukan begitu? :”)

Well.. kisah ini ,, hanya di Desember 2012..

12 Desember 2012...
Ibu..
Ini tahun kedua Dilla gak bisa jadi orang pertama yang ngasih kecupan “selamat ulang tahun” buat mamah,, sedih juga sih~ tapi apa boleh dikata,, jarak nangor-cianjur memisahkan kami,,,
Selamat ulang tahun mamah :D.
Hanya pesan singkat dan suara dari telepon seluler yang menjadi media peluapan kerinduan ini.
Aah~ belum banyak yang bisa kuberikan untuk beliau,,, afwan yaa ummi :”(

22 Desember 2012
Ibu di hari Ibu...
Pagi-pagi sekali berangkat ke Bandung,, ahh~ hari pertama dimana sabtu bisa free banget... Alhamdulillah.
Caw ke bandung tanpa sarapan [seperti biasa],, ehh~ engga deh! Sarapan roti aja, alhamdulillah masih bisa makan juga ya teman~ :”)
Jam 07.30 dapet Damri juga,, langsung caw dan ngadem di dalem,, hehe..
Stop di deket Hotel Horison Bandung, dan melanglang buana ke samudra Palasari..cari buku dan ngeceng buku~ lalala [ngeceng buku itu bikin nangis apalagi kalau mata nagih baca tapi dompet nagih tetep isi -__-]
Well,, beli buku di Palasari, dapet dan langsung caw buat ke Ganeca.
Sebelum ke Ganeca dan memutuskan bua nge-Damri, akhrinya perut bikin akustik juga nih,, dan di pinggir jalan ada tukang bubur beserta geribak dan apa yang ia jual [tentu saja bubur].
Tanpa pikir panjang, pilih bubur buat jadi menu sarapan. Pesen satu mangkok dan ...baca doa dulu, terus makan. Ada yang berbeda [bahkan sangat berbeda] antara bubur di sini dan di Cianjur.
Belum sempat 3 sendok bubur yang dimakan, datang seorang gadis kecil (umur sekitar 8 tahun kayaknya].. datang menghampiri dengan tangan menengadah, aku tahu apa yang ia maksud. Namun, sebelum mengeksekusi untuk memberi, kutawari dia makan bersamaku,,
Gadis kecil ini akhirnya makan bersamaku. Sambil menunggu pesanan bubur untuknya, kutanyakan nama dan darimana iya.
Yaa Allah, mendengar kisah anak ini, merasa tertampar...
Namanya Ika, dia tidak besekolah, dia menjadi anak jalanan sudah sejak lama. Sepertinya ia tak tahu mengapa dia ada dalam kondisi seperti sekarang. Apakah ia anak yang diculik? Anak yang ditelantarkan? Atau bagaimana? Entahlah,, mungkin hanya Allah dan beberapa manusia yang tahu kisahnya.
Setelah makanan jadi, kubiarkan dia menyantap makanan pagi ini, bersamaku – orang asing yang tak ia kenali - . entah mengapa, memang tak mengenal dia, tapi bisa makan di satu meja bersama Ika rasanya sangat menyenangkan. Benar ia tidak memberikan hiburan untukku, tapi bisa berbagi dengannya pagi ini, terasa sangat indah,, yaa~ inilah sarapan paling romantis yang pernah aku rasakan.
Cukup banyak cerita yang dilla dapat darinya, yaah~ walaupun agak sedikit sulit karena Ika hanya menjawab apa yang aku tanyakan =D
Selesai makan bersama, aku tahu dia harus “bertugas lagi”, tak banyak yang bisa kuberikan untuk Ika, hanya sarapan pagi bersama orang yang tak ia kenal dan sejumlah kertas yang kita sebut – uang - . Ada kejutan yang tak kuduga, kalimat yang terlontar dari bibir tipisnya “Selamat Hari Ibu teh. Hatur nuhun bubuna.” Lalu Ia tersenyum dan pergi meninggalkanku. Cukup tercengang mendengar kalimat perpisahan itu. Ibu? Hari Ibu? Langsung cek tanggal kalender di hape.. Aah~ di kalender elektronik kan gak ada tanggal hari-hari nasional ya?? #ampuun dil -_-,
Lupa kalau hari ibu itu tanggal berapa, langsung buka twitter, dan di timeline banyak banget yang ngetweet selamat hari ibu. Masya Allah, mengapa aku lupa?  Memang benar, tak ada momen spesial dengan hari ibu. Peringatan hari ibu hanya peringatan hari lahirnya Dewi Sartika, tapi buat aku, Ibuku adalah pahlawan yang lebih tangguh dari Dewi Sartika.
Aah~ tak kuasa mendengar suara ibu, mengingat bekum banyak yang dapat kubaktikan padanya,, hanya pesan singkat sebagai tanda rinduku yang bisa ku ungkapkan.
Terimakasih Ika! Kau mengingatkanku hari ini.
Semoga kita bisa dipertemukan, Insya Allah dalam keadaan kita yang lebih baik.
Aamiin 

Komentar

Postingan Populer