sang pengembara akan bertemu sang pengembara juga

satu lagi pengalaman luar biasa hari ini. Di Bis Karunia Bakti jurusan Garut-Jakarta, 13.00 @25 Mei 2013
kalau terlambat beberapa detik saja, sepertinya dilla harus rela menunggu bis selanjutnya yang akan membawa penumpang ke cianjur. Hap! Dilla dapat satu kursi kosong di jok 2. Lalu satu kursinya lagi diisi oleh seorang bapak-bapak muda dan anaknya yang masih dalam pelukannya.
Lalu bis melaju melewati ruas jalan tol cileunyi-padalarang. Dalam perjalanan ini, balita berusia hampir 2 tahun ini sangat lucu dan manja. Beneran lucu, imut, dan aktif. Anak kecil ini melihat ke arah dilla, lalu merengek minta digendong. Karena dilla senang juga, akhirnya dilla gendong anak kecil ini. Lalu terjadilah percakapan diantara kami, diantara dilla dan bapak-bapak muda ini.
Memang tidak sopan ketika dilla bertanya “anak atau keponakan pak?” dia jawab ini anak dia. Dilla hanya bertanya berapa tahun usia anaknya, tapi akhirnya bapak-bapak muda ini menceritakan kisahnya. Jujur, terharu mendengar kisah singkat beliau yang sudi beliau ceritakan. Jadi, usia beliau adalah 27 tahun. Saat usia 24 lewat dia menikahi perempuan yang sangat ia cintai sejak masih kuliah. Alhamdulillah tak lama setelah pernikahan istrinya mengandung. Dalam suasana bahagia ini, lalu sang istri melahirkan seorang anak perempuan. Sayangnya pasca melahirkan sang istri mengalami pendarahan yang parah hingga merenggut nyawanya. Sang suami sangat terpukul. Kebahagiaan mendapatkan anak juga bercampur kesedihan karena harus kehilangan istri sholehah yang sangat ia cintai.
Ia belum memutuskan untuk menikah lagi, karena ia merasa kesulitan menemukan perempuan yang akhlaknya minimal sama dengan sang istri. Bukan fisik yang ia lihat dari sang istri, tapi akhlak dan ketaatannya pada Allah, Rasul, dan suami. Akhlak yang membuat sang istri menjadi semakin cantik dari hari ke hari. Kalau anak muda bilang “bapak ini belum bisa move on”, wajarlah~ orang yang dicintainya adalah orang sholehah yang halal baginya. Bukan galau susah move on gara-gara cinta berduri. Bapak-bapak ini masih memilih menjadi single parent bagi anak. Kadang-kadang kalau ia pergi mengajar, ia titipkan anaknya di ibu ataupun mertuanya. Alhamdulillah silaturahim dia dengan keluarga sang istri masih berjalan dengan sangat baik. Allahu akbar!
Sempat terpikirkan, bagaimana jika hal ini terjadi pada dilla? Bagaimana jika dilla meninggal setelah melahirkan? Bagaimana dengan suami dan anak? Ahh~ mengapa harus bingung? Insya Allah, Allah-lah yang akan mengutusi semuanya. Iya kan?
Pesan yang beliau sampaikan secara langsung pada dilla adalah “pintar-pintar pilih suami, tanyakan alasan mengapa ia memilih kita untuk menjadi teman dalam perjuangannya..laki-laki baik tentulah memilih perempuan yang baik-baik..sang pejuang akan bertemu dengan pejuang, pengembara akan bertemu pengembara, dan pecundang rumahan akan bersama pecundang juga.”

Keren! Dilla tidak tahu nama bapak siapa, mudah-mudahan bapak mendapatkan ibu yang baik bagi anak bapak [nama anaknya nafila]. Terima kasih atas kisah romantisnya pak, terima kasih atas nasehatnya juga. Syukran.

Komentar

Postingan Populer