Berbaktilah Pada Orangtuaku

Untuk Bidadariku,
Bukan dari rahimmu aku terlahir, bukan pula dari keringatmu aku tumbuh. Bukan dari cinta dan kasihmu aku dibesarkan. Andaikan usiaku 63 tahun, maka aku menghabiskan 2/3 usiaku bersama engkau yang bahkan tidak kukenali saat aku terlahir dulu. Aku lebih memilih menghabiskan detik-detik perjuanganku meniti jalan surga bersamamu, menjadikan kau sebagai tanggunganku, menjadikan kau sebagai bagian dari amanah tanggung jawab dunia akhiratku. Keringat dan doa orangtuaku yang penuh pengorbanan untuk menjadikanku seseorang yang sukses, justru malah kau yang menikmati buahnya. Kuberikan nafkah untukmu agar kau tercukupi, agar terjamin kesehatan dan keamanan kau dan anak kita. Padahal, aku seperti ini karena dukungan kedua orang tua. Tapi aku memilihmu untuk menjadi tanggungan dunia-akhiratku, tanggung jawab atas akhlak dan lakumu. Untuk itu wahai bidadariku, berbaktilah pada kedua orangtuaku yang telah berjuang membesarkan dan mendidikku hingga aku seperti ini. Jangan pernah kau sakiti mereka dengan lisanmu, dengan tingkahmu, dengan raut mukamu, atau bahkan dengan diammu. Mereka yang berjasa atas diriku sebelum kujadikan kau bidadariku, dan setelah kau menjadi bidadariku mereka tidak meminta sedikitpun balasan dariku. Untu itu wahai bidadariku, berbaktilah pada orangtuaku. Cukupkan kebahagiaan mereka dengan memiliki menantu yang shalihah dan rupawan akhlaknya. Genapkan kebahagiaan mereka dengan dikelilingi cucu-cucu yang sehat, kuat, lucu, dan mencintai mereka di usia rentanya.
Untuk Pendekarku,
Bukan dari keringatmu aku dibesarkan. Bukan dari geraman tanganmu aku dididik. Bukan dari tatapan antusiasmu aku mengeyam pendidikan di dunia ini. Ah, andaikan usiaku 60 tahun, berarti aku menghabiskan 2/3 dari jatah usiaku bersamamu yang bahkan tidak pernah kulihat di foto album masa kecilku. Aku lebih memilih menemani setiap hembusan nafas perjuanganmu dlam meniti jalan menuju syurga-Nya. Aku lebih memilih diam di rumah demi menjaga anak-anak kita dibandingkan menengok kedua orangtuaku, jika kau memerintahkan seperti itu. Aku memilih untuk mentaatimu dibandingkan kedua orangtuaku sekalipun. Maka dari itu wahai pendekarku, izinkanlah aku untuk memintamu agar engkau berbakti terhadap orangtuaku. 1/3 hidup yang kuhabiskan bersama mereka, mereka gunakan masa itu untuk membentukku menjadi mawar yang siap kau petik. 1/3 hidupku kugunakan untuk berbakti penuh pada mereka meskipun mereka masih banyak merasa kecewa atas sikapku. Maka dari itu wahai pendekarku, jangan kau sakiti mereka dengan sikap, lisan, atau dengan kemarahanmu. Jangan pula kau sakiti mereka dengan cara kau menyakitiku. Cukupkan kebahagiaan mereka dengan memiliki menantu yang shaleh dan rupawan akhlaknya. Genapkan kebahagiaan mereka dengan dikelilingi cucu-cucu yang sehat, kuat, lucu, dan mencintai mereka di usia rentanya.
By.dwndilla

Komentar

Postingan Populer